Kamis, 28 April 2016

MINI Cooper JCW Go-Kart Versi Jalan Raya Indonesia

Semua MINI, dari yang termurah sampai yang termahal berpegang kuat pada paham “Mobil kami harus stylish dan fun,” dengan perhatian khusus kepada go-kart handling yang menjadi trademark-nya. Tentu saja pada awalnya kami amat sangat penasaran, memangnya rasa handling go-kart yang ingin ditonjolkan MINI itu seperti apa sih?
Di acara MINI HOPPING 2015 yang diadakan di Lombok minggu lalu selama 3 hari, AutonetMagz diizinkan untuk merasakan sepenuhnya definisi handling go-kart yang sudah diberi doping dalam suguhan spesial dari MINI Cooper John Cooper Works (JCW). Bagaimana rasanya mengendarai go-kart 200++ hp ini? Ini dia pembahasannya! (Artikel sebelumnya : First Impresssion Review MINI Cooper JCW: Exciting British Pocket Rocket)
Suspensi
Kami pernah mereview MINI Cooper standar, versi 3 pintu ataupun 5 pintu, dan memang setelan suspensinya agak sedikit stiff atau kaku untuk mobil sekelas MINI. Khusus untuk versi JCW, ia punya adaptive suspension yang karakternya lebih baik, karena tingkat kenyamanannya lebih pas jika anda berkeinginan untuk jalan-jalan santai dengan MINI ini.
Tapi jika memang anda butuh karakter suspensi yang mendukung kedinamisan berkendara, MINI ini siap memenuhi hasrat anda. Tinggal ubah driving mode MINI JCW ke mode sport, seketika suspensinya akan menjadi lebih keras dan sangat supportif dalam menyokong pengendalian mobil kencang mungil ini dengan body roll super minim. Padahal MINI Cooper standar saja handling-nya sudah superior, apalagi ini. Artikel terkait: harga mobil daihatsu sirion juga harga mobil daihatsu sirion 2016 dan juga harga mobil daihatsu sirion bekas dan harga mobil daihatsu sirion terbaru juga spesifikasi mobil daihatsu sirion
Setir
Karena ada banyak sekali pengaturan jok yang sudah kami bahas di artikel sebelumnya, pengaturan tilt-telescopic pastinya sudah wajib untuk MINI Cooper JCW. Karena pengaturan jok dan setirnya sangat lengkap, mudah sekali mencari posisi mengemudi terbaik dalam kokpit MINI Cooper JCW. Setirnya sendiri memang punya bobot yang agak berat, tapi tidak sampai merepotkan untuk penggunaan harian.
Sekali lagi, mode sport akan mengeluarkan potensi terbaik dari setir MINI JCW. Saat berada di mode sport, setirnya menjadi sangat sensitif. Segala jenis kontur jalanan, baik itu yang rata, bumpy atau berkerikil akan langsung bisa anda kenali rasakan genggaman tangan anda di setirnya. Responnya pun sangat cepat dalam mengubah arah mobil sesuai input dari pengendara. Saat kami gunakan di jalanan sekitar pesisir pantai Lombok, kami dapat menikmati mobil ini semaksimal mungkin untuk melintasi jalanan yang berkelok sembari menikmati pemandangan yang amat sangat indah.
Untuk kasus ini, tidak banyak yang bisa kami ungkapkan kepada anda, mengingat standar NVH MINI sangat bagus, karena mengacu pada standar pasar Eropa. Suara lingkungan di sekitar anda tidak terdengar di dalam kabin, meski suara mesin 2.000 cc TwinPower Turbonya masih kedengaran di telinga anda. Tapi ini poin bagus, karena mobil seperti ini memang harus bisa dinikmati suara mesinnya, terutama saat dipacu kencang di kecepatan tinggi.
Sementara di bagian Vibration dan Harshness, saat kita menyalakan mesin dan membiarkannya dalam kondisi idle, mobil ini rasanya tenang seperti sedang tidur pulas, padahal ia siap merespons injakan pada pedal gas secepat kilat. Ini karena tingkat Vibration dan Harshness-nya sangat minim ketika kami menguji kemampuan mobil ini di pulau Lombok. Artikel terkait: harga daihatsu sirion juga harga daihatsu sirion 2016 dan juga harga daihatsu sirion terbaru beserta harga daihatsu sirion bekas ataupun review daihatsu sirion
Di bagian ini kami mencoba mencari arti dari apa itu handling go-kart. Dengan suspensi adaptif, setir responsif dan sasis yang rigiditasnya mumpuni , MINI Cooper JCW benar-benar memiliki karakter bak sebuah go-kart. Artinya, setiap kali kita ingin berbelok ke arah tertentu, mobil menjawab perintah sang pengendara dengan sangat instan dan akurat, seolah tanpa jeda sama sekali. Rasanya seperti badan kita dan sasis mobil ini adalah satu kesatuan, dan mobil ini adalah bagian dari anggota tubuh kita. Sungguh sebuah rasa berkendara yang amat mendebarkan saat menguji mobil ini.
Hal lain yang ingin kami bahas adalah torsinya yang mencapai 320 Nm yang tersedia sejak 1.250 rpm. Momen puntir sebesar itu membuat MINI JCW sangat agresif sejak awal digas, layaknya sebuah go-kart yang diberi doping. Aktifkan mode sport, sangat terasa kalau torsi badak tadi mampu melecutkan MINI JCW dengan gampang, dibarengi dengan minimnya turbo lag.
Sedikit catatan, MINI Cooper JCW untuk pasar Indonesia hanya tersedia dalam versi penggerak roda depan alias FWD, yang membuat mobil ini menimbulkan sedikit gejala understeer saat melewati tikungan chicane (belokan berbentuk huruf S) saat melaju di atas 120 km/jam. Tidak masalah, toh nyaris tidak pernah kita melibas chicane dengan kecepatan sekencang itu di kota-kota besar di Indonesia. Artikel terkait: daihatsu sirion juga daihatsu sirion bekas atau juga daihatsu sirion terbaru beserta daihatsu sirion 2016 atau all new daihatsu sirion
Pada akhirnya, kombinasi mantap dari performa mesin yang superior, setir yang responsif dan akurat, suspensi kaku, sasis yang rigid serta rem yang pakem membuat MINI JCW seperti sebuah mobil yang diracik untuk keperluan balap sirkuit. Terbukti setelah kami menjajalnya di sebuah sirkuit road race lokal di Lombok. Meski mobil ini pas jika anda ingin ikutan track day, Sunday Fun Race atau event balap sejenis, ia juga bersahabat untuk dipakai jalan-jalan keliling kota atau pergi ke mall.
Kesimpulan
Seperti yang sudah kami jelaskan pada artikel First Impression Review sebelumnya, MINI JCW ini benar-benar mobil yang UNIQUE dan F.U.N. Penampilan luar-dalam MINI JCW sangat khas dan membuatnya tampil beda dibanding mobil lain di jalanan, pastinya mampu membuat siapa pun menoleh. Kedinamisan berkendaranya pun tersaji dengan baik melalui sasis yang rigid, handling ala go-kart dan mesin yang performanya responsif memberikan arti sesungguhnya dari kesenangan dalam mengendarai mobil.

Chevrolet Trax 1.4 Turbo Indonesia

Setelah berkunjung ke pabrik Chevrolet di Bupyeong, kali ini kami berkesempatan untuk melakukan test drive Chevrolet Trax di Cheongna Proving Ground. Test drive kali ini mungkin tidak biasa, karena kami mencoba langsung di Proving Ground, yaitu tempat untuk menguji kendaraan dengan berbagi macam medan sebelum siap dipasarkan ke konsumen.
Seperti halnya saat mengunjungi pabrik GM Korea di Bupyeong, kami sama sekali tidak diizinkan untuk membawa kamera, sehingga awalnya kami ingin membuat video review terpaksa dibatalkan, begitupula dengan foto-foto, bahkan kamera smartphone kami pun disegel oleh pihak GM Korea. Kok gitu? Ya karena disini banyak sekali model-model prototype dengan atau tanpa kamuflase berkeliaran disini, kalau gambarnya bocor tentu saja berbahaya.
Oke mari kita mulai. Pertama sebelum kami melakukan test drive, kami mendapatkan beberapa pengetahuan mendasar mengenai tempat test drive dan rintangan-rintangan yang akan kita temukan. Proving Ground ini merupakan tempat yang sangat cocok untuk melakukan test drive karena berbagai rintangan komplit, mulai dari jalan lurus, berbelok, slalom, jalan rusak, jalan berlubang dan jalan dengan berbagai jenis permukaan. Pokoknya komplit deh!
Lebih asik lagi, kami mendapatkan kesempatan melakukan test drive 3 kali dari rute yang ditentukan, setelah itu bebas kita bisa mencoba sampai puas. Tapi, masih ada tapinya nih, mobil yang disediakan disini memiliki kemudi yang terletak di sebelah kiri, awalnya sih agak keki, tapi lama kelamaan rasanya sama saja, apalagi saya sudah terbiasa memainkan game balap dengan setir yang tuas transmisinya saya taruh di sebelah kanan. Begitu juga artikel ini, awalnya agak aneh kan sidebarnya biasa disebelah kanan, sekarang di sebelah kiri. Baca juga: harga mobil toyota rush baca juga harga mobil toyota rush 2016 dan juga harga mobil toyota rush bekas atau juga harga mobil toyota rush terbaru beserta spesifikasi mobil toyota rush
Setelah selesai mengikuti pengenalan tempat pengetesan, kami disuruh memilih mobil yang ingin digunakan, kebetulan saya mendapatkan mobil dengan trim paling tinggi yang sudah lengkap dengan sunroof, penghangat kursi, kursi elektrik dan sound system Bose. Karena saya ingin mengenal dulu seperti apa medan yang akan kita lewati, saya persilahkan Om Stephen Langitan mencoba lebih awal duduk di bangku kemudi. Starter mobil, suara mesin dan dinamo starter sangat halus di mobil ini seperti mobil Amerika lainnya.
Langsung saja Om Stephen menjajal mobil ini keliling 3 kali test track dan melewati jalan dengan berbagai medan. Sebagai penumpang, saya merasa mobil ini memiliki kekedapan kabin yang baik, suspensi yang cukup lembut tapi tetap merasa stiff, karakternya kurang lebih sama seperti Chevrolet Spin namun sedikit lebih lembut. Diajak menikung dengan kecepatan tinggi di Proving Ground ini, body roll yang dihasilkan Chevrolet Trax cukup terasa minim untuk sebuah crossover.
Hal yang saya suka, mobil ini memiliki kursi yang empuk seperti balon di bagian tengah sandaran kursi dan alas kursi, terasa membal-membal gitu, tapi bukan karena bahannya yang tipis, dan side support dari kursi depan ini juga cukup nyaman. Pokoknya duduk di kursi penumpang depan mobil ini meskipun diajak berlari kencang atau melewati jalan bulgarian road yang terdiri dari conblock bergelombang, sebagai penumpang saya tidak merasa terlalu terkocok seperti menggunakan mobil crossover di kelasnya. Oh iya, seperti halnya Chevrolet Spin, Trax memiliki konigurasi kursi low floor high seating yang membuat kaki kita lurus kebawah, tidak memanjang ke depan, makanya di mobil ini kita tidak akan terasa sempit.
Oke, om Stephen sudah selesai, sekarang kami bertukar posisi, saya di kursi pengemudi, om Stephen menjadi penumpang di sebelah saya. Ketika menginjak pedal gas Chevrolet Trax, mobil ini terasa memiliki pedal gas yang natural meskipun memiliki turbo yang sudah mencapai torsi puncak di Rpm 1.850. Tidak terlalu lompat ketika turbo kicked-in seperti halnya Ford Fiesta Ecoboost. Baca juga: harga toyota rush dan juga harga toyota rush 2016 atau juga harga toyota rush terbaru atau juga  harga toyota rush bekas beserta review toyota rush
Menurut spesifikasi dari GM, mesin 1.400 cc Turbo ini bisa mengeluarkan tenaga hingga 140 PS dan torsi 200 Nm, secara spesifikasi, mesin ini mirip sekali dengan VW 1.4 TSi yang digunakan pada Tiguan dan Golf, hanya saja torsi Trax lebih kecil. menurut spesifikasi yang diberikan Chevrolet, mobil ini memiliki akselerasi 0 ke 100 kilometer perjam hanya dalam 9.5 detik saja dan ketika mencobanya secara langsung, saya bisa mengangguk setuju dengan claim tersebut karena memang terasa responsif ketika dibejek dari keadaan diam.
Berhubung saya ingin mengexplore Trax lebih jauh, saya mencoba utuk memacu kendaraan ini lebih cepat di track lurus dan putaran menikung. Seperti yang saya rasakan di bangku kemudi, memang mobil ini body rollnya cukup minim untuk sebuah crossover, malah terasa seperti sebuah hatchback. Saya coba pindahkan ke mode manual dengan mengubah ke posisi S, lalu memencet tombol plus minus di tuas transmisi automatic karena belum tersedia paddle shifter. Disini saya menemukan keunikan pada transmisi mobil ini. Meskipun mobil ini memiliki transmisi automatic 6 percepatan, namun ketika saya mencoba dalam mode manual dan menyentuh angka 160 kilometer perjam dengan mobil ini, posisi gigi transmisi masih ada di posisi gigi 4 dan jarum RPM digital nyaris menyentuh merah (apa sudah ya?).
Nah soal transmisi, Trax dibekali dengan transmisi automatic 6 percepatan generasi ketiga, sebagai info tambahan, Spin menggunakan transmisi yang sama namun generasi kedua. Seperti yang sudah kami sebutkan pada review Chevrolet Spin di video kami bahwa transmisi tersebut cukup responsif, sehingga ketika kami hendak menyusul tidak perlu repot-repot menurunkan gigi, begitupula di transmisi generasi ketiga ini. Tapi, masih ada tapinya nih, menurut saya transmisi generasi ketiga ini terlalu halus, bahkan di mode manual, transmisi ini tergolong makhluk halus. Artikel terkait: toyota rush juga toyota rush bekas buka toyota rush terbaru atau juga toyota rush 2016 dan juga all new toyota rush
Di kecepatan tinggi, mobil ini sangat stabil dan anteng, setir juga terasa mantap karena semakin berat, dibawah kecepatan 120 kilometer perjam, suara kabin masih terasa kedap dari suara ban, suara angin maupun suara mesin, ini patut diacungi jempol. Ditambah lagi saya mencoba mobil ini di berabagi permukaan jalan mulai dari permukaan halus, beton, berbatu dan jenis-jenis lainnya di kecepatan tinggi, saya sangat senang dengan road noise yang sangat minim di mobil ini.
Lalu saya berputar lagi di track lurus dan masuk ke jalan bergelombang seperti Pantura, sepertinya rintangan tersebut bukanlah masalah serius, karena kami bisa melewati rintangan tersebut dengan mudah tanpa harus takut terguling. Sekarang kita masuk ke jalanan menanjak dengan sudut kemiringan 30% yang sangat curam. Dan untuk menguji Hill Start Assist mobil ini, saya sengaja berhenti di tengah tanjakan, kemudian berjalan dengan biasa. Fitur tersebut bekerja dengan baik dan tanjakan bukan masalah bagi mobil ini.
Nah, kemudian track terakhir ialah track tikungan ala chicane dan slalom zig-zag mulai dari sudut kelebaran jauh hingga sangat rapat. Di tikungan dengan kecepatan yang cukup tinggi, kami merasakan mobil ini memiliki grip yang melimpah, wajar saja, mobil ini bawaan standarnya menggunakan ban Continental Premium, dan di trek slalom, barulah terasa mobil ini memiliki setir yang kurang responsif, padahal dari awal di kecepatan tinggi, kami merasa seperti membawa hatchback. Ya namanya juga crossover tidak perlu berharap pengendalian yang terlalu gimana-gimana banget seperti layaknya hatchback, namun secara keseluruhan, mobil ini sudah sangat asyik dikemudikan dan memiliki mesin yang lebih dari cukup.

Honda Civic Type R 2015 Indonesia

Tangan sangat gatal rasanya saat Terminal Motor mempersilakan kami untuk mereview salah satu hot hatch paling ditunggu tahun ini di seluruh dunia. Ya, kami membicarakan tentang Honda Civic Type R 2015 yang didatangkan oleh Terminal Motor supaya bisa menyuarakan mesin VTEC Turbonya di Indonesia selantang yang ia bisa. Ingat, yang mendatangkan bukan APM resmi Honda Indonesia, soalnya PT Honda Prospect Motor sedang sibuk dengan Honda BR-V.
So, bagaimana sih kalau kita menelaah dan mengendarai Honda Civic Type R berkode FK2 ini, terutama jika dibandingkan dengan para pendahulunya, khususnya Civic EP3, FD2 dan FN2? Simak bersama dalam First Impression and Test Drive Honda Civic Type R ala AutonetMagz.
Eksterior
Saat pertama kali melihatnya dengan mata kepala kami sendiri, kami benar-benar terpana melihat estetikanya. Karena Civic Type R ini dirancang oleh Honda Swindon dan bukan Honda Siliwangi, dari depan sampai ke belakang benar-benar terpancar aura hot hatch Eropanya.
Kami akui desain Civic Euro standarnya saja sudah cakep, tapi Civic Type R ini? Wow, dari sudut manapun mobil ini benar-benar fotogenik, rasanya kok kayak minta difoto terus mobil ini saking cantiknya.
Body kit yang terpasang pada Honda Type R ini dirancang supaya bisa mengalirkan udara sebaik-baiknya. Lip spoiler di depan dan guratan-guratan tegas di bumper depan misalnya, semua punya fungsi untuk mengatur aliran angin yang diterjang supaya tidak menghambat laju mobil dan memudahkannya melesat dengan lancar. Artikel terkait: toyota agya atau toyota agya bekas atau toyota agya terbaru juga toyota agya 2016 dan beserta all new toyota agya
Di balik bumper depannya, terpasang sebuah intercooler, tapi rasanya sedikit aneh melihat intercooler standar pada sebuah Honda Type R yang biasanya naturally aspirated.
Tatapan mata hot hatch ini tak kalah menawan dibanding penampilan keseluruhannya. Sepasang DRL LED di depan akan menyala tatkala mesin mobil menyala juga, dan berjejer hingga 4 buah lampu projector LED di bagian depan. Bagian hitam di bumper yang desainnya selaras dengan tarikan garis lampu membentuk muka solid wing face ala Honda baru, dan karena ini Type R, logo H-nya pasti berwarna merah dan ditemani emblem Type R.
Seperti seorang atlet olimpiade, ia harus ditunjang dengan kuda-kuda yang mantap. Maka dari itu, pelek besar berdiameter 19 inci yang dilabur warna hitam duduk manis di keempat ruang fender Civic Type R. Ditemani dengan ban yang andal, yakni Continental SportContact yang merupakan ban dari Eropa. Drilled disc brake dengan kaliper merah dan 4 piston dari Brembo siap bertugas di depan, sementara di belakang hanya rem cakram biasa.
Biar mobil ini tidak ceking, keempat wheel arch Civic Type R dilebarkan beberapa sentimeter dari Civic biasa. Di atas fender depan, ada kisi-kisi angin yang benar-benar berlubang dan menunjang aerodinamika mobil, tapi sayang kisi-kisi hitam di belakang roda depan, yang terletak di dekat pintu depan itu hanya hiasan, sebab kisi-kisi itu tidak tembus ke fender seperti kisi-kisi angin yang sebelumnya. Baca juga: harga toyota agya juga harga toyota agya 2016 dan beserta harga toyota agya terbaru atau juga harga toyota agya bekas dan juga review toyota agya
Bagi pemerhati sejati Type R, pasti setuju kalau ini adalah Civic Type R pertama yang hadir dalam wujud hatchback 5 pintu. Dari generasi EG6, EK9, EP3, dan FN2 selalu berbentuk hatchback 3 pintu, plus sedan 4 pintu di generasi FD2 Type R JDM version. Artinya, penumpang belakang kini tidak perlu masuk lewat akses sempit berupa gang tikus kalau mau ke kabin belakang. Berkat kehadiran pintu belakang, Civic Type R FK2 ini lebih manusiawi untuk mereka yang mau menumpang di ruang kabin hot hatch ini.
Buritan Civic Type R baru ini pun sarat dengan perangkat aerodinamika. Utamanya adalah sebuah rear spoiler besar yang menjulang, mampu menambah downforce saat mobil ini melaju kencang supaya tetap stabil. Rear diffuser mobil ini pun benar-benar berfungsi untuk mengalirkan angin, tidak seperti pada hatchback perkotaan yang harganya jauh lebih murah di mana diffuser-nya tidak terlalu berguna bagi aerodinamika. Jadi, pada Civic Type R ini benar-benar form following function.
Sirip samping di dekat lampu remnya pun bukan hiasan juga. Sekali lagi, dia berguna untuk mengalirkan angin ke samping supaya tidak terbentuk turbulensi yang ujung-ujungnya malah menghambat performa mobil dalam meningkatkan kecepatan. Terakhir, ini adalah Civic Type R dengan jumlah knalpot standar terbanyak, yakni 4 buah. Dulu Civic FN2 saja hanya punya 2 knalpot lho.
Dari sisi eksterior hot hatch, mobil ini cakepnya nggak ada obat banget. Garis atap rendah, pelek besar, wajah sangar, body kit agresif, rasanya susah untuk menahan pesona mobil ini. Bahkan BMW M135i, VW Golf R, Ford Focus ST dan Renault Megane RS pun rasanya kalah radikal dibanding Civic Type R dalam hal desain. Good job, Honda UK! UK-nya United Kingdom ya, bukan Ujung Kulon.
Interior
Jika anda mengenal Honda Civic FN2, dia memiliki desain interior yang sangat futuristik dan tergolong driver oriented. Pada Civic Type R FK2 ini juga sama, tetap mengedepankan paham untuk fokus kepada pengendara. Desain panel instrumen multiplex Honda yang menggabungkan takometer analog di bawah dan spidometer digital di atas masih ada, namun kini ditambah mainan-mainan baru yang sangat cocok untuk mobil sekelas Type R ini.
Kami tidak berbicara soal stability control, cruise control atau traction control, karena di mobil seperti ini semua hal itu sudah jadi standar. Tidak, yang kami maksud adalah performance meter yang meliputi boost gauge, 0-100 km/h timer untuk mengukur akselerasi, 0-402 meter untuk menghitung waktu drag 402 meter, G-Force meter untuk mengukur gaya sentrifugal dan lain-lain. Ciamik dan informatif, meski menurut kami desain dashboard Civic Type R FN2 masih lebih menarik.
Dulu, Civic Type R FD2 dan FN2 punya gear shift indicator berupa titik-titik LED berwarna merah yang jumlahnya akan naik seiring meningkatnya putaran mesin, diikuti dengan nyala lampu berlogo i-VTEC yang berwarna merah juga. Pada Civic Type R FK2, gear shift indicator ini ditata ulang bentuknya supaya mirip dengan gear shift indicator pada mobil F1, sekaligus mengingatkan anda kalau Honda kini sudah kembali lagi ke F1.
Pada lingkar kemudinya, lapisan kulit yang dilengkapi dengan garis dan jahitan berwarna merah diramaikan dengan tombol untuk mengakses fitur telepon, mengatur audio dan cruise control. Jangan lupa, karena dibangun di Eropa, tuas untuk lampu mobil dan sein ada di kiri dan wiper ada di kanan, karena menganut standar Eropa. Terbalik memang dengan mobil Jepang, jadi perlu sedikit adaptasi jika tidak familiar dengan tuas lampu dan wipernya. Lain ceritanya kalau anda biasa bawa mobil Eropa.
Seluruh bagian dashboard terbuat dari bahan soft touch, tapi sayang kami masih menemukan bahan plastik di bagian doortrim, padahal kami harap doortrim-nya soft touch juga. Saat menduduki bucket seat Type R, rasanya mantap, posisi duduk tidak terlalu rendah dan badan tetap terjaga karena desain jok dibuat untuk meminimalisasi gerakan atau pergeseran tubuh. Perlu dicatat, joknya belum memiliki mekanisme elektrik, masih manual alias pakai otot untuk melakukan sliding, reclining dan lain sebagainya.
Transmisi manual 6 percepatannya bertipe short shift, sehingga jarak perpindahan antar gigi sangat dekat. Efeknya, transmisi makin asyik untuk dioperasikan karena perpindahan giginya singkat. Kami sebenarnya tidak sempat memeriksa head unit touch screen-nya, yang kami sempat lihat adalah fitur telepon dan kamera mundur yang aktif saat transmisi masuk gigi mundur. Satu hal yang pasti : karena tidak masuk lewat HPM, tidak ada fitur yang disunat.
Kabin belakang Civic Type R tidak akan membuat gelisah bagi anda yang mengidap claustrophobia, karena space di belakangnya masih manusiawi, baik itu ruang kaki maupun ruang kepala. Didesain untuk memuat 3 orang, tapi karena warna interiornya didominasi warna hitam, mungkin ada kesan sempit, tapi tidak sesempit kelihatannya kok.
Karena ada kata hatchback pada hot hatchback, semua hot hatchback dituntut untuk tetap praktis seperti hatchback normal. Civic pun demikian, ruang penyimpanannya memadai dan bagasinya lega. Jok belakangnya bahkan masih bisa dilipat rata lantai. Jadi jika memang anda sedang mencari kendaraan yang kencang tapi juga praktis untuk pemakaian harian, kami rasa Civic Type R ini layak dibilang sebagai best of both world.
Mesin dan Kaki-Kaki
Di sinilah inti utama dari babak baru Honda Type R. Meninggalkan mesin K20 lama yang dinilai tidak bisa dipakai lagi karena terbentur aturan emisi dan efisiensi BBM, Honda mengalah dan akhirnya rela kalau tradisi Type R berupa mesin naturally aspirated hi-revving bertenaga besar distop di Civic Mugen RR FD2 dan Civic Type R Mugen FN2. Untuk sekarang, mesin 2.000 cc VTEC Turbo EarthDream sudah mengantungi surat dinas untuk menjadi jantung Civic Type R.
Dari segi tenaga dan torsi, Civic Type R FK2 melonjak drastis dari generasi sebelumnya. Bukan lagi 200 hp-an, melainkan 300 hp-an. Tepatnya, 306 hp, yang artinya lebih besar dari VW Golf GTI, Vauxhall Astra VXR dan beberapa hot hatch Eropa lainnya. Torsinya tak kalah besar, mencapai 400 Nm. Sedikit cerita, di luar negeri Honda selalu diejek karena torsinya kecil. Sekarang? Hey man, this Honda now has torque, a lot of torque. Artikel terkait: harga mobil toyota agya atau harga mobil toyota agya 2016 juga harga mobil toyota agya bekas dan juga harga mobil toyota agya terbaru beserta spesifikasi mobil toyota agya
Berikutnya, sedikit kuliah engineering. Tenaga 306 hp dan torsi 400 Nm untuk sebuah mobil FWD itu sebenarnya memiliki risiko yang cukup besar, apapun jenis mobilnya. Anda tahu kan roda depan bertugas mengarahkan mobil ke kiri atau ke kanan dari input setir? Nah, tugas itu sekarang ditambah dengan tugas untuk memuntahkan tenaga dan torsi sebesar itu dari mesinnya. Jika tidak diberikan engineering yang pintar, mobil hanya bisa lari saja tapi tidak bisa belok.
Untuk itu, Honda menerapkan beberapa kunci utama supaya mobil ini bisa dikontrol. Pertama, penggunaan helical limited slip differential pada komponen penyalur tenaganya. Differensial jenis ini diklaim bisa meningkatkan traksi saat berbelok, khususnya saat hard cornering. Honda bilang, jika dibandingkan dengan differensial biasa, differensial ini bisa memangkas catatan waktu di Nurburgring hingga 5 detik. Selisih 5 detik itu besar lho.
Kedua adalah sebuah racikan khusus di suspensi depan, bertajuk Dual Axis Strut Front Suspension. Sistem mekanikal ini menerapkan knuckle dan strut yang dibuat terpisah. Tugas knuckle adalah untuk menerima input dari setir dan strut-nya akan membaca kondisi jalanan. Dengan konstruksi seperti ini, gejala torque steering berkurang 55% dibanding Civic biasa yang memakai suspensi depan yang bukan bertipe Dual Axis. Jujur saja, sistem Dual Axis ini mirip dengan RevoKnuckle milik Ford, basisnya adalah struktur suspensi McPherson strut.
Terus, suspensi belakangnya bagaimana? Kembali ke suspensi double wishbone seperti Civic Type R EP3 tidak? Sayang sekali, suspensi belakang Civic Type R FK2 ini tidak double wishbone, melain torsion beam, sama seperti Civic Type R FN2. Die hard fans Honda Type R mungkin akan sedikit mengerutkan dahi atau garuk-garuk kepala saat mengetahui fakta yang satu ini.

Keren Honda BR-V S Manual Indonesia

Rasanya baru kemarin Review Honda BR-V di Twin Ring Motegi kami tulis untuk para pembaca. Sekarang kami bisa melihat secara langsung Honda BR-V tipe termurah dengan harga 224,5 juta di salah satu mall besar di Jawa Barat, tepatnya di Trans Studio Mall. Tidak seperti saat GIIAS 2015 dan IIMS 2015, mobil ini sudah tidak dibatas-batasi lagi.
Artinya, siapa saja bisa menjamah untuk melihat bagaimana sih sebenarnya Honda BR-V ini, termasuk kami. Sayangnya, yang ditampilkan ini adalah BR-V S manual alias varian termurah, padahal kami sedang penasaran dengan tipe E atau Prestige dari BR-V. Tidak apa-apa deh, langsung saja kita bahas mobil ini secara lengkap.
Karena eksterior sudah jelas terpampang dan dapat dilihat secara langsung oleh semua orang, jadi sudah tidak ada lagi batasan jika konsumen mau menelitinya dari jarak dekat. Eits, ada yang menarik nih sebelum kita masuk ke interior, kami menemukan beberapa bagian body kit Honda BRV tipe S manual ini kurang rapi seperti gambar di bawah ini, kami tampilkan celah antara kaca depan dan panel bodi yang renggang sekali. Semoga saja fit and finish yang tidak rapi ini hanya terjadi pada mobil display ini saja.
Biar tidak mirip-mirip amat dengan Mobilio, front fascia didesain ulang dengan total. Di tipe S yang termurah saja, dia sudah punya lampu projector dan gril berlapis batang chrome yang besar dan tegas. Bumper depannya terlihat tough dengan aksen-aksen menyerupai pahatan di sekitar rumah foglamp, bumper protector di depan dan belakang saja hadir lho. Niat dan ganteng juga ubahannya. Artikel terkait: harga mobil toyota avanza veloz juga harga mobil toyota avanza veloz 2016 beserta harga mobil toyota avanza veloz bekas dan juga harga mobil toyota avanza veloz terbaru atau juga spesifikasi mobil toyota avanza veloz
Dari samping, sebenarnya masih terasa kemiripannya dengan Mobilio, terutama di patahan kaca penumpang baris kedua. Bedanya dengan Mobilio, tidak ada aksen hitam yang menyambung ke kaca belakang seolah ingin membentuk floating roof. BR-V lebih jangkung dari Mobilio, karena ground clearance-nya mencapai 201 mm, sedikit melebihi Ford EcoSport sekarang yang 200 mm.
Kosmetik crossover termasuk over fender dan body moulding yang gagah, termasuk roof rail yang benar-benar berguna jika ingin dipakai sebagai dudukan roof box, bukan hanya hiasan seperti pada Mobilio RS. Pelek 16 incinya punya desain yang keren, dibalut ban Dunlop berprofil tebal dengan ukuran 195/60 R16. Di tipe S ini, tidak banyak chrome yang norak dan bikin sakit mata.
Berlanjut ke sektor buritan, tadinya kami kira lampu rem BR-V sudah bertipe LED, tapi ternyata hanya bohlam biasa yang pendarannya dibuat mirip LED bar. Desain bagian belakangnya masih lumayan bagus, utama di bagian pahatan bumper belakang, under body protector dan bagian atap belakang yang didesain biar seolah-olah sudah ber-spoiler, padahal belum.
Tapi ada hal yang sama dengan Honda Mobilio di sini. Ingat saat kami bertiga mereview Honda Mobilio Prestige dan menunjuk kaca belakang yang tidak dilengkapi defogger untuk sebuah mobil 200 jutaan? Di BR-V ini juga tidak ada defogger tapi sudah ada wiper belakang. Sensor parkir radar juga tidak ada di sini, yang ada hanya sensor parkir “jeduk”. Tandanya, jika anda mundur dan ada bunyi “jeduk”, itu pertanda jika parkir anda sudah cukup. Baca juga: harga toyota avanza veloz dan harga toyota avanza veloz 2016 juga harga toyota avanza veloz terbaru beserta harga toyota avanza veloz bekas atau juga review toyota avanza veloz
Interior
Sekarang kita masuk ke dalam interiornya. Duduk di kursi mobil ini terasa cukup nyaman menopang tubuh seperti halnya kursi Honda Mobilio, perbedaannya kita sudah mendapatkan head rest adjustable di mobil ini, sedangkan Mobilio masih menggunakan tipe fix yang menyatu dengan sandaran.
Awalnya kami mengira kursi depan mobil ini berbagi desain dengan Honda Jazz, namun kenyataannya kursi mobil ini merupakan kursi Honda Brio/Mobilio yang dimodifikasi dengan head rest adjustable. Soal built quality ya masih sama saja, masih tipis dan di beberapa bagian rangka kursi masih bisa tersentuh jika kita memperhatikan dengan detail atau menekan joknya.
Duduk di kursi mobil ini memang terasa seperti halnya duduk di Honda Brio/Mobilio. Seperti halnya kedua mobil tersebut, Honda BR-V pun masih terasa ke-LCGC-annya dari fungsi pengaturan di mobil ini, kita tidak mendapatkan telescopic steering, seatbelt height adjuster, bahkan di tipe tertingginya kita tidak mendapatkan seat height adjuster untuk kursi pengemudi. Dengan kata lain, pengaturan posisi mengemudinya tidak banyak.
Setir mobil ini berbagi desain yang sama dengan Honda Brio/Mobilio, untuk tipe E, kita tidak akan mendapatkan steering switch control sebagaimana Honda Mobilio RS. Jika anda ingin mendapatkan fitur tersebut, anda harus upgrade ke varian E atau Prestige yang paling mahal. Oh ya, berbeda dengan BR-V spek Indonesia, BR-V Thailand memakai setir Honda Civic FD meski ada juga yang pakai setir Brio.
Spidometer mobil ini terasa sangat familiar jika anda pernah menggunakan Honda Jazz 2015 yang pernah kita review disini. Di Honda BR-V dibuat lebih simpel dan sederhana tanpa lampu-lampu eco indicator yang bisa berubah warna menyesuaikan gaya berkendara kita. Di varian termurah ini kita tidak akan menemukan gear indicator di sebelah kiri dan MID yang disematkan mobil ini terasa sangat sederhana, namun di varian yang lebih mahal, MID-nya lebih bagus.
Soal dashboard, Honda BR-V menggunakan dashboard Honda Jazz yang mengalami modifikasi pada beberapa bagian, lihat saja ventilasi AC dan elemen desain atas mobil ini sama persis seperti Honda Jazz, namun di bagian bawahnya tampak berbeda. Sebagai varian termurah, mobil ini memiliki head unit aftermarket yang bisa memutar CD, USB dan AUX tanpa koneksi Bluetooth. Di sisi kanan pengemudi pun terlihat sunatan fitur untuk start-stop engine yang ada di BR-V Thailand tapi tak ada di Indonesia, sementara VSA dan hill start assist baru muncul di varian yang lebih mahal.
Di bagian bawahnya kita mendapatkan panel kontrol AC elektronik yang membuat tampilan AC mobil ini terasa mewah, tapi Honda cukup cerdik untuk melakukan cost down di panel AC digital ini, karena Honda menyunat fitur Auto AC yang memang jarang digunakan oleh orang Indonesia. Menurut kami ini cerdik karena bisa memberikan kesan mewah dibandingkan dengan menghadirkan fitur Auto AC pada panel analog yang tidak terasa mewah.
Melihat fit and finish dari mobil ini rasanya sama saja dibandingkan dengan Honda Brio/ Mobilio, karena kita masih menemukan celah antar panel yang cukup lebar seperti di bagian antara dashboard dengan doortrim dan material seperti panel bermotif sarang tawon ini terasa ringkih jika dipegang. Bagian atas dashboard pun ketika dipegang sedikit turun seperti halnya Honda Brio/Mobilio. Material plastiknya pun murahan dan berbunyi agak nyaring ketika diketuk-ketuk.
Sekarang soal door trim, masih sama persis dengan Honda Brio/Mobilio dari segi desain dan material, penggunaan warna hitam seperti milik Mobilio RS ini cukup bagus untuk menutupi kekurangannya. Sebaiknya Honda memberikan sedikit improvement dengan memberikan bahan fabric pada door trim agar terlihat lebih mewah.
Kepraktisan Honda BR-V tergolong standar-standar saja. Ada 2 cup holder dekat tuas transmisi, storage di depannya mempunyai power outlet 12V, ada penyimpanan kecil di sisi kanan pengemudi dan glovebox-nya lebih lega daripada Mobilio/Brio. Kantong di doortrim depan maupun belakang tetap hadir, dan penyimpanan untuk bangku baris kedua hanya bisa di cup holder belakang rem tangan kantong di balik jok penumpang depan.
Lanjut, sekarang kita ke bagian belakang. Karena mobil ini masih menggunakan desain kursi yang sama dengan Honda Mobilio, maka tidak heran jika ukuran kabin mobil ini sama persis dengan Mobilio, masih lega dan leluasa baik untuk legroom dan headroom. Jika merasa kurang, kita tinggal menggeser kursi tengah maju atau mundur. Foto menunjukkan posisi sliding paling maju dan paling mundur.
Seperti halnya Honda Mobilio, kami masih menemukan hal-hal yang kurang berkenan di mobil ini, sebut saja seperti kaki-kaki kursi yang tidak di tutupi oleh plastik, penggunaan bahan kursi yang kelewat tipis dan minusnya arm rest pada bangku baris tengah. Untungnya di kursi baris tengah kita sudah mendapatkan kursi ISOFIX untuk meletakkan baby seat dan nilai plus lainnya pada mobil ini ada pada penggunaan material kursi yang lebih baik dibandingkan dengan Brio/Mobilio.
Terakhir, karena mobil ini masih memiliki interior yang sama dengan Mobilio, maka kursi baris belakang dan bagasi belakang mobil ini masih sama persis dengan Mobilio dari kenyamanan dan bentuknya, kursi belakang BR-V bisa memuat penumpang dewasa lebih baik dibandingkan dengan Toyota Rush dan Daihatsu Terios meski bagian paha penumpang dewasa tidak akan ter-support penuh, tapi wajar kok. Hal bagusnya, headrest-nya full size dan bisa diatur-atur.
Sedikit catatan kami untuk BR-V dan Mobilio, kami tidak suka penempatan speaker di kursi baris terakhir karena membuat kuping penumpang belakang pengang karena terlalu dekat posisinya dengan kuping penumpang belakang. Kami juga heran dengan storage yang sepertinya didesain untuk menaruh HP, karena storage HP di kanan kedalamannya melebihi yang kiri.
Kami sangat suka dengan ruang bagasinya yang lega, bisa memuat barang-barang dengan baik seperti halnya Mobilio. Sayangnya, sama seperti Mobilio juga, kain penutup pintu bagasi bagian dalam tidak dikerjakan dengan baik, karena masih bisa ditarik-tarik sampai terlihat rongga bagian dalamnya. Plastik di sisi kiri-kanan dinding bagasi juga kelihatan murahan dan gampang digoyang-goyangkan. Kekurangan lainnya, tidak ada tuas pembuka bagasi di bagian bawah jok pengemudi.
Pelipatan kursi baris ketiganya masih amat-sangat mirip dengan Mobilio, jadi jika anda mau melipat kursi baris kedua dan ketiga bersamaan, anda tidak akan mendapatkan ruang bagasi yang rata lantai seperti Suzuki Ertiga atau Nissan Grand Livina. Ban serep BR-V juga sama dengan Mobilio, tersembunyi di kolong mobil. Artikel terkait: toyota avanza veloz juga toyota avanza veloz bekas beserta toyota avanza veloz terbaru dan juga toyota avanza veloz 2016 atau juga all new toyota avanza veloz
Mesin
Membuka kap mesin mobil ini rasanya mesin mobil sedikit lebih lega dan lebih turun dibandingkan dengan Mobilio. Wajar sih, karena bonnet Honda BR-V dibuat lebih tegak dan tinggi sehingga ruang mesin terasa lebih lega. Seperti halnya Honda Brio dan Mobilio, bagian dalam mesin mobil ini tidak dicat, namun terasa sedikit lebih rapi karena tidak begitu meluber seperti Honda Brio.
Kami tidak usah susah-susah memperkenalkan mesinnya. Mesin L15Z1 ini sama dengan milik Honda Jazz, City dan Mobilio, bisa melontarkan 120 PS di 6.600 rpm dan 145 Nm di 4.600 rpm. Dengan torsi dan tenaga yang baru ada di rpm tinggi, kami sedikit berpikir soal berisiknya raungan mesin 1.500 cc 4 silinder ini saat anda butuh performa maksimal.
Dengan pilihan transmisi CVT atau manual 6 speed, Honda BR-V hanya tersedia dalam penggerak roda depan. Jika anda penasaran dengan rasa mesin ini, kami wakili via video test drive review Honda Jazz dan Mobilio di akhir artikel, karena mesinnya sama dan rasanya bisa cukup mewakili seperti apakah mesin itu.

Rabu, 27 April 2016

Perbandingan Suzuki Karimun vs Toyota Agya vs Datsun GO Panca Indonesia

Mobil LCGC merupakan mobil yang sedang hits saat ini berkat harganya yang terjangkau dikarenakan keringanan pajak oleh pemerintah. Kali ini AutonetMagz mencoba ketiga mobil ini secara bersamaan untuk mencari tahu mana yang terbaik dalam AutonetMagz Speciale. Review ini tidak berafiliasi dengan ATPM karena kami mencari dan menyewa ketiga mobil ini menggunakan dana yang diperoleh dari penjualan merchandise AutonetMagz dan sponsor ASUS Zenfone Selfie. Unit yang kami tes merupakan varian tertinggi yang memiliki transmisi manual, yaitu Suzuki Karimun Wagon R GS, Toyota Agya G MT TRD Sportivo dan Datsun GO T Active. Penasaran seperti apa hasilnya? Mari kita simak!
Eksterior
Karimun Wagon R GS memiliki wajah depan paling futuristik dengan lampu projector, grill senada dengan lampu dan chrome yang bertebaran di bagian depan, soal bagus atau tidak mungkin itu masalah selera. Tapi soal urusan samping dan belakang kami sepakat bahwa mobil ini tampak aneh dan tidak proporsional, kami tidak suka postur tingginya yang membuat mobil ini tampak aneh, untung saja velg mobil ini memiliki desain paling bagus disini.
Agya punya desain yang sebenarnya biasa saja, tidak terlalu atraktif, tapi masih sedap dipandang  dan tentunya jauh lebih proporsional dibandingkan dengan Suzuki Karimun Wagon R. Body kit TRD S yang diberikan juga membuatnya lebih manis meskipun menurut kami terlalu mahal karena memberikan selisih harga sebesar 4 juta Rupiah dibandingkan versi G standar.
Setelah melihat Karimun dan Agya, kami lanjut ke mobil paling murah disini, yaitu Datsun GO Panca. Yup, pastinya kita semua setuju jika Datsun GO Panca punya desain paling menawan disini. Meskipun paling murah, ia punya proporsi desain yang pas, lekukan desain yang tegas dan sangat mudah di modifikasi. Rasanya kami ingin memberi mobil ini angka 8 atau 9 jika melihat desain Datsun GO Panca hatchback, tapi karena penggunaan velg kaleng 13 inchi. Artikel terkait: toyota avanza dan juga toyota avanza bekas beserta toyota avanza terbaru atau juga toyota avanza 2016 dan juga all new toyota avanza
Interior
Jangan terlalu banyak berharap mengenai interior mobil ini mengingat harganya yang sangat terjangkau. Kita mulai dari Suzuki Karimun Wagon R, mobil ini punya desain interior yang paling sedap dipandang dan tidak terasa murahan untuk mobil sekelasnya, kualitas plastiknya lumayan, kombinasi warnanya pas dan kami sangat suka adanya penyimpanan rahasia dibawah kursi depan mobil ini yang besar dan dapat dilepas. Tapi sayang, penggunaan postur mobil yang tinggi, desain dashboard yang tegak dan susahnya menjangkau transmisi yang berbentuk aneh itu membuat rasanya kurang.
Toyota Agya meskipun punya fitur paling lengkap, interiornya masih tetap terasa murah, desainnya biasa saja, pemilihan bahannya juga kurang baik, door trim yang begitu dan kursi kursi yang terasa seadanya, yang terburuk dari mobil ini ada pada dashboardnya yang akan bergoyang jika kita melewati speed bump yang disusun secara berjamaah. Meskipun begitu, Toyota Agya masih punya sisi positif, dia punya head unit dengan desain indash, laci di konsol tengah dan head rest belakang yang bisa diatur ketinggiannya.
Datsun, jika kamu pernah melihat review AutonetMagz sebelumnya, pasti kamu tahu betapa horrornya interior Datsun GO ini. Datsun GO adalah satu-satunya disini yang memiliki interior dengan penyunatan masal di setiap bagian. Contoh saja, kita akan menemukan banyak bagian dashboard yang tidak tertutup dan dibiarkan terbuka oleh Datsun, model tuas rem tangan model tarik, speedometer paling sederhana, radio single din dan bicara soal material dashboard atau kursi, silahkan anda nilai sendiri. Satu hal yang menjadi nilai positif dari mobil ini ada pada desaion dashboardnya yang cerdas dan mampu mengaburkan kesan murah. Artikel terkait: harga toyota avanza juga harga toyota avanza 2016 atau harga toyota avanza terbaru beserta harga toyota avanza bekas dan juga review toyota avanza 
Spaciousness
Masuk ke dalam kabin Toyota Agya tidak terasa seperti sebuah LCGC dari segi dimensi, karena di dalam interiornya sangat lega, kabin depan terasa lega, kabin belakang juga terasa lega, bahkan legroomnya lebih serasa Yaris atau Vios dibandingkan dengan city car. Datsun juga sangat lega meskipun kabin depan terasa tidak selega Agya dan kursi belakangnya meskipun punya legroom besar, penggunaan bangku depan menyambung membuat mobil ini terasa sempit di belakang.
Karimun? Meskipun dia punya eksterior paling tinggi, tidak ada yang bisa dibanggakan selain headroom yang terlalu lega. Legroom belakang mobil ini sebenarnya cukup, tapi dibandingkan dengan Agya jelas kalah telak.
Beranjak ke bagasi, Toyota Agya jelas juaranya karena selain lega, ia juga punya akses yang paling mudah. Datsun juga lega, sangat lega, hanya saja bibir pintu bagasi yang terlalu tinggi dan pilar C yang menukik membuat ruang bagasi di bagian atas tersisihkan. Karimun? Meskipun dia punya atap paling tinggi, tapi soal kapasitas bagasi adalah yang terkecil disini. Satu hal yang kami tidak suka pada semua mobil ini adalah tidak adanya tuas untuk membuka pintu bagasi belakang tepat pada pintu mobil. Kita harus membuka bagasi belakang ketiga mobil ini dari bawah kursi pengemudi seperti halnya mengisi BBM.
Built Quality
Bicara soal built quality, kami suka dengan bagaimana Suzuki mempertahankan built quality mobil ini meskipun SuzukI Karimun Wagon R masuk ke dalam kelas LCGC. Baik eksterior dan interiornya terasa well done. Kemudian melihat Toyota Agya, barulah kita memahami bahwa Agya merupakan LCGC yang sesungguhnya itu built qualitynya seperti ini, terasa murah dan kita diharuskan memaklumi hal tersebut karena harganya. Tetapi jika kita melihat built quality Datsun mulai dari eksterior dan interior, Toyota Agya terasa memiliki built quality yang baik.
Fitur
Toyota Agya punya fitur paling lengkap disini, sebut saja dia punya banyak hal yang tidak dimiliki oleh Karimun dan Datsun mulai dari electric mirror, ECO indicator, 4 buah power window, wiper belakang, AC dengan selektor udara, dua buah airbag dan headrest belakang. Melihat fitur-fitur tersebut, rasanya mobil ini tidak ada bedannya dengan mobil dengan kelas diatasnya seperti city car pada umumnya.
Andai saja karimun bisa selengkap Agya, jujur saja meskipun harganya sama seperti Agya, ia memiliki fitur yang payah. Sebut saja electric mirror absen, power window belakang absen, wiper belakang juga absen, airbag hanya satu dan ini adalah mobil satu-satunya yang tidak dilengkapi dengan MID pada speedometernya. Nanggung banget nggak sih? Tapia da satu hal yang bisa kita ambil positif di mobil ini dari segi fitur pada sector audio, audionya terasa paling oke dibandingkan dengan yang lain.
Datsun harus mengalah disini soal urusan fitur, rasanya dapat audio 2 speaker, MID, power window 2 buah dengan pengontrol terpisah saja sudah Alhamdulillah dan yang paling menggelikan di mobil ini ada pada seat belt belakang yang dibiarkan tanpa pegas penarik. Yang unik, meskipun ia hanya memiliki dua buah speaker, suaranya cukup oke, dan untuk versi facelift ini, Datsun GO sudah ditambah dengan satu buah airbag.
Performa
Mesin Datsun tidak bisa dianggap remeh, mengendarai mobil ini rasanya pengen ngegas terus karena tenaga mesinnya sangat galak. Kami tidak heran jika mobil ini di claim oleh Datsun bisa memperoleh akselerasi 0 ke 100 dalam 13.3 detik saja. Seandainya mobil ini dibekali dengan transmisi yang lebih baik, mobil ini bisa jadi kami berikan skor angka 8 untuk urusan performa.
Karimun dan Agya punya performa mesin yang 11-12, hanya saja Karimun punya transmisi yang lebih baik dari Agya meskipun Agya punya feel tenaga yang lebih besar, kedua mobil ini tidak pelan, tapi juga tidak kencang, bisa dibilang pas untuk dalam kota.
Handling LCGC
Meskipun Karimun memiliki desain bodi yang tinggi dan mengkotak, Karimun bisa dibilang yang paling terasa seperti mobil disini, handlingnya terasa paling mantap meskipun masih dalam kategori mantapnya LCGC, body roll masih terasa, namun terasa mendingan dibanding Agya. Tapi tetap masih jauh dari kategori enak dikendarai, dan di kecepatan tinggi mobil ini masih terasa melayang sama seperti mobil lainnya meskipun terasa mendingan dibanding Agya dan Datsun. Artikel terkait: harga mobil toyota avanza atau harga mobil toyota avanza 2016 juga harga mobil toyota avanza bekas beserta harga mobil toyota avanza terbaru dan juga spesifikasi mobil toyota avanza
Agya punya handling paling nggak enak, goyangkan setir sedikit, bodi mobil sudah lari kemana-mana. Rasanya seperti setengah mobil dibandingkan dengan mobil seutuhnya, tapi kami maklum karena mobil ini adalah LCGC. Nilai plus dari mobil ini ada pada radius putarnya yang sangat pendek, sehingga kami memberikan skor 5 dari yang seharusnya hanya 4 bintang.
Datsun sebenarnya lebih baik soal handling dibandingkan dengan Agya, namun penggunaan Ban dengan traksi paling rendah mengacaukan semuanya. Apalagi jika digunakan di toll, mobil ini terasa terbang dan tidak napak dengan aspal.
Bicara tentang NVH, jelas Karimun adalah juaranya, ia punya getara mesin paling minim, suara mesin paling halus dan kekedapan kabin yang paling baik di kelasnya. Tapi masih tetap dalam taraf LCGC ya. Sedangkan Agya masih terasa bergetar, terasa berisik namun masih dalam tahap wajar. Khusus untuk Datsun GO, ia punya getaran mesin paling kasar disini.
Untuk kenyamanan suspensi, mari kita mulai dari Suzuki Karimun Wagon R, ia bukan yang terempuk disini dari segi suspensi karena jelas Datsun dan Agya lebih empuk. Tapi Karimun terasa lebih pas dibandingkan dengan Agya yang terlalu mental mentul sehingga terasa tidak nyaman. Akomodasi penumpang belakang juga tidak begitu nyaman karena tidak ada headrest dan pintunya juga terasa kecil untuk akses keluar masuk.
Agya sudah jelas, suspensinya tidak nyaman karena terlalu mengayun, tapi dia punya akomodasi yang baik di belakang berkat penggunaan headrest yang bisa diatur ketinggiannya. Sedangkan Datsun, hmmm… Ya, dia punya suspensi paling oke disini, empuk, tapi tidak terlalu mengayun seperti Agya, tapi sayang seribu sayang, jika kita memperhatikan guncangan yang masuk ke dalam kabin lebih detail, penggunaan ban 13 inchi yang sangat kecil menyebabkan permukaan jalan sangat terasa guncangannya meskipun telah diredam dengan baik. Hal minus lainnya ada pada akomodasi belakang yang tidak dilengkapi dengan headrest dan model seatbelt manual yang terlihat berantakan.
Harga
Dengan harga OTR Karimun Wagon R GS Rp 120 juta, Toyota Agya G MT TRD  Rp. 124.5 Juta , dan Datsun GO Panca T Active Rp. 110 Ruta , jelas bahwa Datsun yang paling terjangkau disini. Toyota Agya meskipun dia yang paling mahal disini karena body kit, sebenarnya jika tanpa embel-embel TRD, Toyota Agya tipe G standar hanya dibanderol dengan harga 120 juta Rupiah saja. Jadi sebenarnya jelas bahwa dengan kelengkapan yang ditawarkan, Agya lebih value for money dibandingkan dengan Karimun Wagon R GS.
Kesimpulan
Jika kita berbicara juara dari ketiganya berdasarkan skor, jelas Toyota Agya adalah jawaranya disini, dia punya fitur paling lengkap, kabin paling luas, cukup sedap dipandang dan harga yang kompetitif jika tanpa tambahan body kit. Tetapi jika mencari LCGC yang paling terasa seperti mobil seutuhnya, nyaman, interior bagus dan memiliki kualitas pengerjaan yang paling baik, jelas Karimun Wagon R bisa menjadi pilihan utama tanpa harus mempertimbangkan kelegaan kabin dan fitur, andaikan ia punya fitur selengkap Agya, mungkin mobil ini bisa menjadi jawara disini. Dan posisi terakhir ada Datsun GO yang jatuh dari segi skor karena kelengkapan fitur dan built quality yang terbelakang. Padahal dia punya mesin oke, desain kece dan  kelegaan kabin yang nyaris setara Agya.

Selasa, 26 April 2016

Honda Accord Facelift Terkeren Indonesia

Menjadi pabrikan dengan amunisi terbanyak di IIMS 2016, Honda benar-benar tahu bagaimana cara membuat kolom berita penuh dengan bahasan mengenai dirinya. Selain All New Civic Turbo dan Brio yang diberikan ubahan ringan, sedan flagship mereka, Accord juga diberikan penyegaran ringan berupa facelift.
Sedan pesaing Camry, Mazda 6, Teana dst. ini sekarang dibanderol dengan harga 635 jutaan, sudah dalam kondisi on the road Jakarta dengan status CBU Thailand, sama seperti Civic. Lalu, apa saja yang didapatkan konsumen sedan di kelas ini jika memilih Accord dan bukan pesaing-pesaingnya? Simak First Impression Review berikut ini!
Eksterior
Namanya juga facelift, jadi jika bentuk dasarnya masih sama, ya wajar saja. Tapi kami suka cara Honda mengaplikasikan muka Acura ke mobil-mobil baru mereka, terutama yang harganya tinggi. Khususnya di bagian lampu depan LED-nya, karena hanya Honda dan Acura yang punya desain lampu LED unik seperti itu. Mungkin ke depannya semua mobil Honda bakal seperti ini, mengingat tampilan yang khas akan membentuk jati diri mobil dari merek apapun.
Tapi di Accord ini, tidak hanya lampu utamanya yang LED, malah lampu kabutnya juga sudah LED lho. Coba sesekali amati saat lampu utama, DRL LED dan lampu kabutnya menyala di malam yang berkabut, sinarnya akan kelihatan amat sangat cantik. Belum projector memang, tapi ini sudah sangat cantik. Di bagian depan, ada sensor parkir yang bisa dimatikan atau dinyalakan dari dalam kabin. Artikel terkait: harga mobil toyota kijang innova atau harga mobil toyota kijang innova 2016 dan juga harga mobil toyota kijang innova bekas beserta harga mobil toyota kijang innova terbaru dan juga spesifikasi mobil toyota kijang innova
Di sisi samping, barulah ketahuan kalau paket Honda Sensing tetap dipertahankan di mobil ini. Ada kamera di spion yang membantu memperluas visibilitas pengemudi ke arah samping, alias mengecilkan blind spot. Fungsi seperti ini jelas meningkatkan nilai keselamatan, dan ini tidak ada di sedan lain, meski di bagian depan mobil ini kami tidak menemukan kamera apapun (entah buat all around view 360 derajat atau adaptive cruise control), tapi ini sudah lumayan.
Pelek Honda Accord facelift ini ukurannya sangat bongsor, yakni 18 inci. Alhasil, tongkrongannya sangat pas dengan bodi Accord yang besar dan tegas. Bannya juga cukup bergengsi, yakni Michelin Pilot Sport 3 dengan ukuran 235/45 R18. Tentu saja rem cakram plus ABS+EBD+BA pada keempat roda sudah wajib di mobil sekelas ini. Porsi chrome di lis jendela dan handle pintu juga pas, tidak berlebihan dan tidak norak sama sekali.
Hal yang sama juga terjadi di belakang, yakni hiasan chromenya pas, ada di bumper dan bagasi. Di sini, kita bisa menjumpai 4 titik sensor parkir dan sebuah kamera parkir, standar di sedan sebesar ini. Sama seperti Civic, lampu belakangnya bertipe LED bar, dan karena ini bukan Accord V6, lubang knalpotnya hanya ada di 1 sisi saja. FYI, sudah tidak dijual lagi Accord bermesin V6, karena minim peminat. Artikel terkait: harga toyota kijang innova atau juga harga toyota kijang innova 2016 dan harga toyota kijang innova terbaru bisa juga harga toyota kijang innova bekas dan juga review toyota kijang innova
Interior
Di sini juga menjadi nilai jual penting bagi Accord baru, karena desain interiornya mewah dan benar-benar menunjukkan kelasnya. Materialnya apa? Hmm… Saat kami meraba dan menekan dashboardnya, entah kenapa ini seperti dashboard plastik yang seluruhnya dilapisi bahan kulit. Serius, rasanya beda dengan material soft pad pada Civic. Jika ada kesempatan, nanti bandingkanlah sendiri bahan dashboard Civic dan Accord, nanti anda akan mengerti apa maksud saya. Di lain sisi, finishing dan bulit quality-nya mantap.
Dengan dilabur warna black dan beige serta pemakaian panel kayu yang bagus, atmosfer mewah yang ingin diangkat bisa tersampaikan kepada siapa pun yang ada di kabinnya. Di setir Accord ada banyak tombol untuk paddle shift, cruise control, MID, audio steering switch control, telepon dan voice command. Tilt & telescopic steering pastinya ada, dibarengi dengan jok elektrik untuk dua jok depan, tapi hanya jok pengemudi yang lumbar support-nya bisa diatur-atur.
Ada kemiripan antara panel instrumen Accord dan Mercedes Benz C-Class W204, terutama kalau melihat spidometernya yang punya layar MID bundar di tengah. Ada aura Mercedes Benz anyar lainnya, dengan tudung panel instrumen yang memanjang hingga ke layar informasi utama mobil di tengah, tapi tentu saja layar milik Accord tidak sebagus Mercy. Headlamp dan wiper Accord juga sudah punya mode auto.
Head unit Accord ini tampilannya sama dengan head unit milik Civic Turbo Amerika, khususnya di trim EX-T dan Touring. Apa jangan-jangan ini memang milik Civic ya? Ah sudahlah, sekarang fasilitasnya sudah termasuk navigasi, wi-fi tethering, dan mirroring dengan smartphone, di samping koneksi bluetooth, HDMI, AUX dan USB. Lanjut ke bawahnya, ada AC digital plus dual zone otomatis climate control dan beberapa tempat penyimpanan di dekat tuas transmisinya. Artikel terkait: toyota kijang innova juga toyota kijang innova bekas dan juga toyota kijang innova terbaru beserta toyota kijang innova 2016 atau juga all new toyota kijang innova
Seperti Ford Everest, Accord punya active noise cancellation yang bisa membuat kabin lebih kedap terhadap suara-suara luar yang tidak diharapkan masuk ke kabin. Sebagai standar, sudah ada mode ECO, 6 airbags,Honda Lane Watch, stability control, tracion control dan hill start assist, emergency stop signal, jok ISOFIX dan lain-lain. Satu hal kecil yang menggelitik : tombol spion dan power window identik dengan milik LCGC Honda, andai saja bisa dipermewah sedikit.
Pengemudi akan menjumpai tombol start merah di sisi kiri, namun tanpa lighting unik seperti Civic Turbo. Kompartemen penyimpanannya cukup banyak, mulai dari kantong di pintu, glovebox penumpang, sejumlah storage di sekitar tuas transmisi, center console box besar yang penutupnya bisa jadi armrest dan masih banyak lagi. Di dekat tuas transmisi, ada tombol untuk pengoperasian blind belakang jika penumpang belakang butuh sedikit privasi.
Bahan jok kulit di semua baris rasanya sangat mewah, apalagi kalau sudah duduk di belakang, rasanya nyaman sekali. Bodi besar menjamin headroom dan legroom lega, dan sandaran kursi lebih rebah daripada Civic Turbo yang masih agak tegak. Armrest belakang Accord dipasangi tombol untuk mengatur head unit, tapi tidak ada untuk mengatur AC belakang. Jika armrestnya diturunkan, akan terlihat sekat penutup yang bisa dibuka jika kita mau mengambil sesuatu di bagasi.
Seluruh kaca belakang dilengkapi blind, baik itu kaca samping maupun belakang seperti yang saya sebutkan tadi. Dibanding rival, tidak ada pengaturan yang lengkap di armrest seperti pada Camry, tapi ada tombol di samping kursi penumpang depan yang bisa dipakai oleh penumpang belakang untuk mengatur posisi jok depan biar mendapat ruangan lebih. FYI, Accord generasi berikutnya konon akan pakai mesin turbo.
Bagasi Accord sangat lega, bisa untuk menampung beberapa travel bag yang anda pakai jika mau bepergian. Karena jok belakangnya terpisah 60:40, pelipatannya jadi lebih praktis dan juga mudah. Di balik bagasinya ini, ada ban serep full size dengan pelek alloy yang modelnya sama seperti keempat ban lainnya. Peralatan darurat juga tersimpan dengan baik di sekitarnya.
Mesin
Masih mempercayakan mesin 2.400 cc 4 silinder yang kini dioptimalkan dengan teknologi EarthDream dari Honda, kini mesin Accord bisa menghasilkan 176 PS dan 225 Nm. Bagus juga, dan dia tidak ikut-ikutan tren CVT yang menjangkiti beberapa Honda anyar, karena sama seperti CR-V, honda masih mengandalkan transmisi torque converter 5 percepatan yang juga sudah dimaksimalkan via teknologi EarthDream yang sama. Bagaimana rasanya? Entahlah, kami belum menjajalnya.

Rabu, 20 April 2016

Toyota Fortuner Indonesia Indonesia Baru

Akhirnya sekarang kita bisa menyimak tulisan review Toyota Fortuner baru yang masih hangat dari oven. Otomatis, Ford Everest baru sudah tidak jadi kandidat tunggal lagi karena sudah punya 2 pesaing yang kuat di kelas SUV ladder frame, yakni Mitsubishi Pajero Sport baru yang sudah kami review tapi belum diluncurkan dan Toyota Fortuner. Terus, apa sih bagus dan buruknya pada saudara kandung Kijang Innova dan Hilux ini? Nah, sekarang saatnya anda untuk tahu.
Eksterior
Sangat mudah untuk menerima tampilan keseluruhan Fortuner baru ini, utamanya karena pengaplikasian chrome di eksteriornya tidak sebanyak rival yang chrome-nya bikin silau mata. Di depan, chrome hanya ada di gril, logo Toyota, aksen housing foglamp dan garis yang menghias di sekitar headlamp, membentuk alis. Tidak ada lagi nuansa sporty via air scoop di kap mesin seperti pada Fortuner VNT lawas, karena lubang udara untuk intercooler sekarang ada di bumper depan. Artikel terkait: harga mobil honda freed atau juga harga mobil honda freed 2016 dan juga harga mobil honda freed bekas beserta harga mobil honda freed terbaru atau juga spesifikasi mobil honda freed
Lampu depannya kini bentuknya sipit, sedikit ada nuansa ala-ala Range Rover Evoque karena sipitnya itu. Ingat, sedikit doang ya. Biar tidak kalah dengan pesaing, tipe SRZ dan VRZ sudah punya lampu projector dan LED DRL, berikut bohlam LED yang tidak hanya melayani fungsi lampu jauh, tapi juga berfungsi untuk lampu dekat. Jika dibandingkan dengan Pajero Sport Dakar, Fortuner minus headlamp washer, namun Fortuner pun sudah memiliki headlamp otomatis.
Beranjak sedikit, kita ke fendernya. Jika Fortuner lama fendernya gembung, fender Fortuner baru sudah ikut program liposuction alias sedot lemak sehingga ukurannya mengecil dan lebih rata, tapi dipermanis dengan over fender warna hitam. Untuk tipe yang mahal, pelek 17 inci palang 6 jadi standar, sementara untuk tipe yang lebih mahal akan mendapat pelek 18 inci two-tone yang menurut kami proporsinya pas antara diameter pelek dengan ukuran ban. Waktu peluncuran, kami perhatikan ada Fortuner yang pakai Bridgestone, tapi ada juga yang pakai Dunlop. Baca juga: honda freed atau honda freed bekas juga honda freed terbaru dan juga honda freed 2016 beserta all new honda freed
Selain lampu sein, spion Fortuner punya welcome light yang akan menyala saat kita mendekat dan membuka kunci via remote. Jika sudah memperhatikan atap Fortuner, maka kelihatan lagi bahwa Fortuner tidak punya sunroof maupun panoramic roof di tipe tertentu, padahal Pajero Sport dan Everest punya. Keyless entry dengan tombol start-stop sih ada, tapi untuk tipe SRZ dan VRZ saja, tapi side step sudah ada di tipe manapun.
Toyota sangat bangga memamerkan tarikan desain ala Gunung Rinjani di garis kaca bawahnya, tapi memang unik sih, karena dicampur dengan aksen floating roof di pilar C dan D. Hasilnya oke, tidak norak sama sekali. Di bagian samping, chrome hanya bisa kita temukan di lis jendela serta door handle pada tipe SRZ dan VRZ. Dibanding Kijang Innova, bagian dalam spakbor Fortuner jauh lebih terlindung dengan baik dan tidak kopong, meski rem belakangnya masih teromol. ABS, EBD dan BA sudah standar di semua varian.
Semua Fortuner sudah punya sensor parkir di depan dan belakang, tapi hanya tipe VRZ dan SRZ yang punya kamera parkir, tapi tetap saja tidak ada garis-garis panduan saat kameranya aktif. Perlu diingat, mobil ini besar, jadi memarkirkannya bakal jadi isu tersendiri, terutama kalau baru pertama kali membawa mobil sebesar Fortuner. Jika Pajero Sport terkesan gundul karena tidak ada roof spoiler, Fortuner lebih pas karena benda tersebut sudah ada, tapi baik Fortuner maupun Pajero Sport sudah punya lampu LED di belakang.
Bedanya, desain lampu Fortuner jauh lebih wajar dan masuk ke selera banyak orang dibandingkan desain lampu Pajero Sport yang bikin batin teriris dan hati miris serta mata ingin menangis karena desainnya seperti mata lagi nangis. Fortuner sudah punya pintu bagasi elektrik di tipe VRZ dan SRZ, lengkap dengan memori ketinggian serta sensor safety anti terjepit. Jika sewaktu-waktu fitur ini tidak diperlukan, motor listriknya bisa dimatikan, tombolnya ada di sisi kanan pengemudi di bawah cup holder.
Menurut kami, power back door itu jauh lebih berguna dan proper daripada hanya sekedar vacuum door pada pintu belakang Kijang Innova. Overall, desain Fortuner baru ini jatuhnya lumayan cakep, dan seperti yang kami bilang tadi, desain ini bakal lebih klik ke selera mayoritas karena belum melenceng terlalu jauh dari desain yang wajar dan aman untuk sebuah SUV ladder frame, tapi tetap semua ada gaya masing-masing. Ford Everest itu gagah dan tangguh, Toyota Fortuner itu simpel dan elegan, Pajero Sport itu futuristik dan anti-mainstream, tapi tetap kembali ke selera individual saja.
Interior
Begitu membuka pintunya, kami jelas tidak kaget kalau desain keseluruhan interiornya sama dengan Kijang Innova maupun Hilux, mengingat mereka bertiga sejatinya adalah mobil yang sama. Itu baru secara visual, tapi saat kami mengandalkan indera peraba kami, ketahuan kalau ada yang beda. Jika Kijang Innova masih didominasi bahan plastik dan fabric bahkan hingga tipe termahal, maka tipe termahal Fortuner dipersiapkan dengan baik, karena mayoritas panel yang masih kelihatan mata penumpangnya sudah dilapis kulit sehingga terkesan mewah. Tipe termahalnya saja ya, sisanya mah tetap plastik dan fabric.
Ingat, itu hanya panel yang dilapis kulit, bukan soft touch seperti Mercedes Benz misalnya. Plastik keras pun masih ada, contohnya pada bagian dashboard atas dan doortrim depan-belakang, tapi upaya seperti ini layak diapresiasi. Sementara varian terendah hanya mendapatkan jok fabric, tipe yang mahal sudah mendapat jok kulit berwarna cokelat tua. Oh ya, kami suka doortrim-nya, desainnya tidak aneh dan kita bisa mengistirahatkan lengan kita di situ, jauh lebih proper daripada doortrim Kijang Innova yang sama sekali tidak bisa dijadikan sandaran tangan secara penuh.
Pengemudi Fortuner baru kini punya banyak mainan. Bukan hanya tombol-tombol setir yang terdiri dari tombol MID, audio, telepon dan paddle shift saja, namun pengaturan setir tilt dan telescopic kini sudah bisa dinikmati. Tambahan untuk tipe VRZ adalah jok pengemudi elektrik, supaya sepantaran dengan Pajero Sport Dakar dan Everest Titanium. Di balik setirnya, duduk manis sebuah panel instrumen yang identik dengan Kijang Innova dan Hilux. Tidak seperti lampu kabin mobil lain yang berwarna kuning, lampu kabin Fortuner SRZ dan VRZ bertipe LED yang bersinar putih. Baca juga: harga honda freed dan juga harga honda freed 2016 juga harga honda freed terbaru beserta harga honda freed bekas atau review honda freed
head unit toyota fortuner 2016 indonesia
Mengandalkan head unit yang sama dengan Kijang Innova dan Hilux, kami suka layar sentuhnya yang responsif serta menu yang lengkap. Sebut saja MiraCast, MirrorLink, iPod, Bluetooth,media player, dan lain-lain. Tidak seperti Kijang Innova, Fortuner punya fitur navigasi yang tergolong fleksibel. Fungsi air gesture masih ada, tapi kami agak bingung di sebelah mana sensor geraknya. Turun sedikit, ada AC digital dengan pengaturan putar, tapi bukan putar-putaran murahan dan sudah tersedia mode Auto juga. Ventilasi AC tersedia sampai baris ketiga dengan pengaturan AC penumpang depan dan belakang terpisah.
Cooling box yang terletak di atas glove box penumpang depan masih sama dengan Kijang Innova, menjadi salah satu poin pemikat yang ada padanya. Kompartemen penyimpanan lain ada di depan-belakang tuas transmisi, kantong di doortrim, 4 cup holder di kabin depan dan console box yang semuanya cukup praktis. Transmisi manual dan otomatis Fortuner sama-sama 6 percepatan, dan di belakang tuas transmisinya barulah dijumpai tombol ECO mode dan PWR mode untuk memilih mode berkendara.
Fitur keselamatan? Well, Toyota masih suka setengah-setengah dalam menyajikan fitur keselamatan, sebab jika ingin Fortuner yang punya 7 airbags, stability control, tracion control, hill start assis dan asisten pendukung keselamatan aktif maupun pasif lainnya, itu hanya ada di Fortuner 2.4 VRZ 4×4 yang harganya sangat mahal. Tipe di bawah itu airbag-nya hanya 3 dan tidak dapat stability control, traction control dll. Bukan apa-apa, soalnya fitur keselamatan varian bawah-menengah dan atas benar-benar kontras, sama seperti di Kijang Innova.
Masuk ke kabin baris kedua, bagaimana rasanya? Ruangan yang disajikan memang cukup, tapi entah mengapa rasanya bukan yang terlega di kelasnya,tidak leluasa, bahkan desain plafon bubble roof hanya sedikit memperlega ruang kepala. Untuk postur 178 cm, ruang kepala dan kaki yang tersisa tidak bisa dibilang leluasa, tapi jika tinggi anda di bawah itu, rasanya bakal nyaman-nyaman saja. Hal baiknya, jok baris tengah sudah punya pengaturan sliding dan reclining, dan penumpang juga berhak atas armrest ber-cup holder, power outler 12V dan pengait untuk menggantungkan barang bawaan.
Fortuner tidak punya meja lipat maupun ambient lighting seperti Innova, tapi Fortuner punya roof monitor untuk penumpang belakang. Boleh juga, tapi monitor ini tidak rigid, karena saat disenggol-senggol dengan jari, gampang sekali mengayun atau bahasa kasarnya, masih ngewer-ngewer. Tidak hanya Fortuner saja lho yang begini, bahkan Toyota Alphard juga punya roof monitor yang ngewer-ngewer. Lampu kabin LED putih di tipe SRZ dan VRZ letaknya berdekatan dengan kontrol AC untuk penumpang belakang.
Fortuner tidak punya captain seat di tipe manapun, jadi sejak awal memang didesain untuk memuat 7 orang di kabinnya. Seperti standar mobil dengan banderol setengah miliar, joknya sudah ISOFIX, dan akses bangku belakang mudah karena sudah one touch tumble. Yah, seperti biasa, duduk di bangku baris ketiga amat sangat tidak baik bagi orang dewasa, karena mentok di kaki dan kepala, tidak ada alasan kuat untuk orang dewasa duduk di sana jika benar-benar terpaksa. Tidak seperti Kijang Innova yang didesain untuk mengangkut 3 orang di baris ketiga, Fortuner hanya didesain untuk 2 orang saja di baris itu. Paling tidak, penumpangnya masih dapat ventilasi AC, tempat penyimpanan dan sabuk pengaman.
Bagasi Fortuner sedikit lebih lega daripada yang lama, dan lagi-lagi sama seperti Innova, bangku baris ketiganya dilipat menyamping dan bangku baris keduanya dilipat ke depan, namun kini ada power outlet 12V di sisi kiri bawah bagasi. Pekerjaan melipat bangku belakang Fortuner sangat mudah dan enteng, bahkan anak kecil bisa melakukannya. Ban serep Fortuner diletakkan di kolong mobil, namun beberapa tipe sudah mendapat cover ban serep supaya terlihat lebih rapi.
Mesin
Mesin diesel Fortuner setali tiga uang dengan Innova, yakni mesin berkode GD dengan spesifikasi 2.400 cc 4 silinder turbo yang tenaga dan torsinya sedikit dinaikkan dari Innova supaya kuat membawa bodi Fortuner yang mengidap obesitas. Sementara mesin dieselnya baru, mesin bensinnya masih versi jadul, 2.700 cc 4 silinder yang hanya dilengkapi teknologi Dual VVT-i. Kami bilang “hanya” soalnya perbedaan tenaga dan torsinya kecil sekali. Tidak sampai 3 PS dan 5 Nm.
Kesimpulan
Dengan harga varian termurah yang beda tipis dengan Kijang Innova Q hingga varian 4×4 yang harganya sudah tembus 600 jutaan, ada kesan kemahalan pada Fortuner 4×4, namun dengan varian yang lain, kenaikan harganya tergolong wajar dengan harga yang terkatrol sekitar 17-28 juta menurut Toyota. Perubahan desainnya sendiri bagus untuk sebuah generasi baru, tidak terlalu aneh dan tidak terlalu datar.
Desain interiornya meski mirip Innova, tapi lebih mewah dengan lapisan kulit di beberapa bagian biar plastik murah yang ada di dashboard dan doortrim bisa dimaafkan. Fitur-fiturnya cukup oke untuk sebuah generasi baru dibanding versi lama yang kosongan, biarpun tidak ada sunroof. Tapi kami agak bingung mengenai kabinnya yang tidak mengalami penambahan luas berarti, belum lagi roof monitor yang terkesan murahan karena masih mudah goyang-goyang.
Jangan lupakan rem belakang yang masih teromol, padahal Fortuner versi Australia rem belakangnya sudah cakram, dan mesin bensinnya tidak ada perubahan yang drastis. Jika ingin tahu reputasi mesin bensinnya, silakan tanya pengguna Fortuner bensin lawas. Catat juga bahwa Toyota tidak menyematkan fitur keselamatan yang sama di tiap trim, karena hanya tipe VRZ diesel 4WD matik yang punya 7 airbags, HSA, VSC, traction control dan lain-lain. Keselamatan di varian lain tergolong standar, yakni 3 airbags, ABS, EBD, BA, dan lain-lain. Agak bikin bingung untuk mobil yang harganya setengah miliar, karena standar fitur keselamatannya kok sama dengan mobil lain yang lebih murah?
toyota fortuner 2016 4wd indonesia
Sekilas waktu test drive juga, terasa kalau Fortuner baru ini lebih stabil daripada yang lama, karena saat bermanuver dan melintasi jalan jelek, kami merasa mobil ini lebih kaku, terutama di bagian kaki-kaki. Jangan senang dulu, itu bisa jadi berarti kenyamanan berkurang, tapi karena itu baru sekilas di arena test drive, kami sih tidak puas, kami harap bisa mengendarai full mobil ini untuk tahu apa saja perubahannya.